”Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya..

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

10 Jan 2016

Memulai Dengan Mimpi “Kun The Winner”

Namanya juga impian. Ndongeng. Sekalian aja yang setinggi-tingginya. Bedanya dengan membual, ia tetap mengandung harapan, dan bergerak menuju kenyataan.

Mimpi kita bukan sekedar mimpi. Mimpi kita istimewa, bahkan mimpi yang menjadi amal sholeh karena disandarkan pada tauhid.
Mimpilah yang besar. Apalagi Allah itu adalah Al Wahhaab. Bisa ngasih yang ga kebayang sama kita bahwa Allah benar-benar bisa ngasih itu, ngewujudin itu.

Contoh, kita minta pergi haji. Ini belum dan bukan permintaan kepada Allah, yang Al Wahhaab.


Tapi kalo kita bilang, izinin saya mergiin 1000 orang haji… Pake duit saya. Dengan duit saya. Maka itulah permintaan kepada Al Wahhaab.

Kalo pengen masuk surga, ini belum dan bukan permintaan kepada Al Wahhaab. Tapi pengen menjadi asbab bagi seluruh manusia masuk surga, ini diaaaaaa… Al Wahhaab.

Punya cita-cita, impian, kok datar… Jangan biasa aja. Jangan datar-datar aja.
“Saya pengen segera lulus S1…”

No… Ubah… Supaya bernuansa “Al Wahhaab”.

“Saya pengen bangun Universitas, dengan program S1 sampai dengan S6 Edge. Hehehe

Ketika harapan dan doa ga sesuai dengan kenyataan? Kip going. Terus aje. Taroooooo terus di depan tuh harapan. Tar juga nyampe. Belifit…

“Saya mah ga mau muluk-muluk soal cita-cita..”, kata seseorang. Ya. Gapapa. Hak nya. Benar-benar ga apa-apa. Dan biarkanlah juga yang lain bercita-cita setinggi-tingginya. Masing-masing.

Sumber: Selamat Morning Indonesia (Ustadz Yusuf Mansur)

Peluang bisnis harmonis untuk keluarga KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Random Post

TWITTER COMMUNITY

Facebook Community