Assalamualaikum wrwb
Ayah-bunda, di Saudi Arabia, ada seorang
laki-laki buta yang tingga di desa. Ia tunanetra, tapi akhir-akhir videonya
menjadi terkenal. Suatu ketika, tim sebuah acara reality show Saudi mengunjungi desa tempatnya tinggal. Seorang
tetangganya bercerita bahwa lelaki buta ini dahulu pernah meminta seutas tali
yang sangat panjang kepada tetangga-tetangganya. Ujung tali itu kemudian ia
ikatkan ke tiang luar masjid sedangkan satunya ia ikatkan ke rumahnya.
Tetangganya berkisah kepada tim reality
show,
“Ia menggunakan tali itu sebagai panduan
arahnya menuju masjid.
Dengan begitu, ia bisa shalat berjamaah mulai dari
subuh, zuhur, ashar, maghrib, sampai isya. Masya Allah, padahal ia buta!”, tetangganya
menceritakan hal tersebut sambil terkagum.
Ayah-bunda, tidakkah kita malu kepada lelaki
buta di desa Arab Saudi tersebut? Umurnya sudah tua, mungkin sekitar 80-an
tahun. Namun, karena ia mengetahui pentingnya shalat jamaah, ia sampai mengikat
tali untuk menjadi jalur perjalanannya dari rumahnya menuju masjid.
Sedangkan kita, mayoritas kita sehat wal
afiat. Semua panca indera lengkap dianugerahkan kepada Allah. Banyak nikmat
yang Allah berikan kepada kita. Namun, mengapa terkadang kita masih malas untuk
shalat jamaah di masjid? Apa yang sedang terjadi dengan hati kita?
Apakah karena sibuk dengan pekerjaan kita?
Sibuk dengan proyek-proyek dan bisnis yang bernilai puluhan juta? Apakah karena
itu?
Apakah semata karena kita malas? Atau karena
hujan gerimis, udara dingin, dan sederetan alasan lainnya yang kita karang
sendiri?
Ayah-bunda, ketahuilah bahwa anak kita selalu
melihat tingkah laku kita. Apa jadinya jika ia melihat ayah-bunda malas
melaksanakan shalat?
Padahal, nabi saw sendiri telah bersabda bahwa
shalat jamaah memiliki pahala 27 kali lipat lebih banyak. Bukankah kita orang
modern yang berpikiran logis? Jika kita logis, bukankah kita akan memilih
shalat yang pahalanya 27 kali lipat lebih banyak dibanding hanya satu pahala?
Entahlah, barangkali kita hanya mengklaim sebagai orang modern yang logis dan
cerdas. Dalam kehidupan sehari-hari, kenyataannya seringkali kita mengambil
pilihan yang tidak logis.
Apalagi terkhusus seorang ayah. Ya, Anda,
wahai ayah. Apa jadinya jika 20 tahun dari sekarang, ketika teman anak Anda
bertanya kenapa dia tidak shalat jamaah, anak Anda menjawab, “Males ah, bokap gue dulu juga ga pernah shalat jamaah
dan gak pernah nyuruh gue sahalat jamaah juga. Gak
penting banget kali. Udah ah yuk jalan-jalan minggu ini!”
Ayah, apa yang Anda mau jawab?
Sumber : www.nadhianishop.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar